Jumat, 21 September 2012

DEVELOPMENT OF SCIENCE AND TECHNOLOGI EDUCATION



Development of IT technology has sparked a trend of a paradigm shift in education from a conventional face to face education toward a more open education (Global). With the influence of globalization, the future of education will be more open and with a two-way flow, very diverse, multidisciplinary science, and competitive.
There is a world trend leads to the next level:* The development of open education with distance learning mode (Distance Learning).* Sharing resources (information and resource sharing) among institutions in a network.* Library and other educational instruments (teacher, lab) changing the function of the main sources of information.* Use of Information Technology in an interactive device, such as the development of multimedia, data, audio and video.With the development of information technology in education, so when it is already possible to place a distance learning using the internet to link students with teachers, see the online financial check, see the schedule, the teacher sends a given task, and so on, all that can be performed.A major factor in distance learning / distance learning that is considered a problem is the lack of interaction between teacher and pupil. However, with the internet media is very possible to make such interactions in real time (real time).In the form of real time can be done by way of the chat room, direct interaction with real audio or real video, and online meetings. can also be done in a way not in real time, as with mailing lists, discussion groups, newsgroups, and bulletin board. By the way on the interaction of teachers and students in the class may be replaced, although not 100%.Matter content, exams, quizzes and other educational means can also be implemented into the web, such as teacher materials are made in the form of presentations on the web and can be downloaded by students anywhere (not dependent on location). Similarly, the exams and quizzes created by teachers can also be done in the same way. Administrative settlement can also be solved directly in the registration process, let alone supported by the online payment method which is now starting to bloom developed.Given this system, at least give enlightenment to greet him. whether the role of IT in these organizations are utilizing to the fullest. Similarly, there is rapid development, at least follow even instituted reforms Find innovative ideas in exploiting the role of IT in education.

PROFIL PRIBADI

Nama                           : Ine Fauziah Ismail
TTL                             : Ende. 26 Januari 1994
Asal                             : Ende-Flores-NTT
Alamat Asal                : Jl. Wirajaya
Pekerjaan                     : Mahasiswa
Alamat di Malang       : Tegalgondo-Karangploso No.162
Hobby                         : Membaca
Makanan Kesukaan     : Nasi Goreng
Minuman Kesukaan    : Air Putih

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG



Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berdiri pada tahun 1964, atas prakarsa tokoh-tokoh dan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Malang. Pada awal berdirinya Universitas Muhammadiyah Malang merupakan cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta dengan Akte Notaris R. Sihojo Wongsowidjojo di Jakarta No. 71 tang-gal 19 Juni 1963.
Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas, yaitu (1) Fakultas Ekonomi, (2) Fakultas Hukum, dan (3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status Terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966.
Pada tanggal 1 Juli 1968 Universitas Muhammadiyah Malang resmi menjadi universitas yang berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta), yang penyelenggaraannya berada di tangan Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Malang, dengan Akte Notaris R. Sudiono, No. 2 tertanggal 1 Juli 1968. Pada perkembangan berikutnya akte ini kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris G. Kamarudzaman No. 7 Tanggal 6 Juni 1975, dan diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Kumalasari, S.H. No. 026 tanggal 24 November 1988 dan didaftar pada Pengadilan Malang Negeri No. 88/PP/YYS/ XI/ 1988 tanggal 28 November 1988.
Pada tahun 1968, Universitas Muhammadiyah Malang menambah fakultas baru, yaitu Fakultas Kesejahteraan Sosial yang merupakan fi‘lial dari Fakultas Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dengan demikian, pada saat itu Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki empat fakultas. Selain itu, FKIP Jurusan Pendidikan Agama mendaftarkan diri sebagai Fakultas Agama yang berada dalam naungan Departemen Agama dengan nama Fakultas Tarbiyah.
Pada tahun 1970 Fakultas Tarbiyah ini mendapatkan status yang sama dengan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN), dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 50 Tahun 1970. Pada tahun ini pula Fakultas Kesejahteraan Sosial mengubah namanya menjadi Fakultas Ilmu Sosial dengan Jurusan Kesejahteraan Sosial. Kemudian pada tahun 1975 Fakultas ini resmi berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta) dengan Surat Keputusan Terdaftar Nomor 022 A/1/1975 tanggal 16 April 1975.
Fakultas yang kemudian ditambahkan adalah Fakultas Teknik, yaitu pada tahun 1977. Pada tahun 1980 dibuka pula Fakultas Pertanian, kemudian menyusul Fakultas Peternakan. Antara tahun 1983 sampai dengan 1993, ditambahkan jurusan-jurusan baru dan ditingkatkan status jurusan-jurusan yang suudah ada. Yang terakhir, pada tahun 1993 Universitas Muhammadiyah Malang membuka Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen dan Magister Sosiologi Pedesaan.
Sampai tahun akademik 1994/1995 ini, Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki 9 fakultas dan 25 jurusan/program studi tingkat strata Si, dua program studi strata-S2, dan satu akademi /strata-D3 Keperawatan.
Pada rentang tiga puluh tahun perjalanan UMM ini (1964- 1994), perkembangan yang paling berarti dimulai pada tahun 1983-an. Sejak saat itu dan seterusnya UMM mencatat perkembangan yang sangat mengesankan, balk dalam bidang peningkatan status Jurusan, dalam pembenahan administrasi, penambahan sarana dan fasilitas kampus, maupun penambahan dan peningkatan kualitas tenaga pengelolanya (administrasi dan akademik).
Dalam bidang sarana fisik dan fasilitas akademik, kini telah tersedia tiga buah kampus: Kampus I di Jalan Bandung No. 1, Kampus II di Jalan Bendungan Sutami No. 188a, dan Kampus III (Kampus Terpadu) di Jalan Raya Tlogo Mas. Dalam bidang peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga akademik, telah dilakukan (1) rekruitmen dosen-dosen muda yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di pulau Jawa, (2) peningkatan kualitas para dosen dengan mengirim mereka untuk studi lanjut (S2 dan S3) di dalam maupun di luar negeri.
Berkat perjuangan yang tidak mengenal berhenti ini, maka kini Universitas Muhammadiyah Malang sudah menjelma ke arah perguruan tinggi alternatif. Hal ini sudah diakui pula oleh Koordinator Kopertis Wilayah VII, yang pada pidato resminya pada wisuda sarjana Universitas Muhammadiyah Malang tanggal 11 Juli 1992, mengemukakan bahwa UMM tergolong perguruan tinggi yang besar dan berprospek untuk menjadi perguruan tinggi masa depan.
Dengan kondisi yang terus ditingkatkan, kini Universitas Muhammadiyah Malang dengan bangga tetapi rendah hati siap menyongsong masa depan, untuk ikut serta dalam tugas bersama “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan “membangun manusia Indonesia seutuhnya” dalam menuju menjadi bangsa Indonesia yang bermartabat dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
umm.kabarku.com

PROFIL DAERAH ENDE, NTT


Nama Resmi
:
Kabupaten Ende
Ibukota
:
Ende
Provinsi 
:
NUSA TENGGARA TIMUR
Baras Wilayah
:
Utara: Laut Flores
Selatan: Laut Sawu
Barat: Kabupatan Ngada
Timur: Kabupaten Sikka
Luas Wilayah
:
2.046,50 Km2
Jumlah Penduduk
:
157.199 Jiwa
Wilayah Administrasi
:
Kecamatan: 21, Kelurahan : 24, Desa : 191
Website
:
http://www.endekab.go.id

(Permendagri No.66 Tahun 2011)

Sejarah

ASAL MULA BERDIRINYA KOTA ENDE
Cerita asal mula berdirinya Nua Ende meningkat menjadi Kota Ende, samar-samar saja. Dongeng-dongeng yang mengarah kesana tidak sama benar. Fragmen sejarah tidak memberi kejelasan. Karena itu tidak mudah memberikan jawaban atas pertanyaan : Oleh siapa dan kapan Nua Ende di mulaikan. Mythos yang samar-samar perlu diteliti bersampingan dengan fragmen sejarah, agar dua sumber ini Bantu- membantu dalam usaha mencarikan jawaban yang baik.

I. Segi Mythos

Mythos didirikan Nua Ende adalah unsur pra sejarah yang dapat dijadikan sumber penelitian. Dongeng-dongeng yang diteliti ini adalah kutipan dari karangan S.Roos “ Iets Over Ende “ dan karangan Van Suchtelen tentang onderafdeling Ende.
S.Roos membicarakan antara lain masalah berdirinya Nua Ende dan Tanah Ende B.B.C.M.M. Van Suchtelen Kontroleur onderafdeling Endemengemukan mythos Dori Woi, Kuraro, Jari Jawa. Perbedaan antara S.Roos dan van Suchtelen ialah mythos Kontroleur S.Roos (Sumbi) dibawakan dengan umum saja, sedangkan mythos Van Suchtelen diceritakan dengan diperinci.
S.ROOS Tentang Nua Ende ,Tana Ende
Walaupun tidak diperinci namun ceritera yang dikemukan Roos amat berharga. Diceriterakan kepadanya tahun 1872 bahwa kira-kira sepuluh turunan lalu sudah turun dua orang dari langit, Ambu Roru lelaki dan Ambu Mo` do wanita. Mereka kawin dan mendapat lima anak, tiga wanita dua lelaki. Satu wanita menghilang tanpa kembali lagi. Empat anak yang lain melanjutkan turunan Ambu Roru dan Ambu Mo`do
Pada suatu hari, Borokanda, Rako Madange, Keto Kuwa bersampan dari Pulau Ende ke Pulau Besar karena mereka memasang bubuk disana, untuk menangkap ikan.Mereka mendapat banyak ikan yang separohnya mereka makan ditempat dan yang sisa mereka bawa ke rumah. Sementara makan itu datang tuan tanah Ambu Nggo`be yang diajak turut makan.Pertemuan mereka membawakan persahabatan.
Ambu Nggo`be mengajak orang-orang itu meninggalkan Pulau Ende supaya berdiam dipulau besar. Anak isteri dan harta milik dapat diboyong kemudian.Ambu Nggo`be berikan tanah dengan syarat mereka harus bayar, satu gading dan se utas rantai mas. Bahan warisan itu masih disimpan Kai Kembe seorang turunan lurus Ambu Nggo`be. Jadi semua syarat dipenuhi dan diselesaikan.Mereka menebang pohon dan semak memulaikan perkembangan yaitu Nua Roja yang kemudian diganti dengan nama Nua Ende.
Terjadi kawin mawin antara penduduk asal pulau Ende dan penduduk asli. Maka putera Ambu Roru kawin dengan putera Ambu Nggo`be.Beberapa waktu kemudian datang seorang lelaki dari Modjopahit dengan mengendarai ngambu atau ikan paus. Ia berdiam di Ende dan kawin dengan wanita anak putera ambu Roru dan Ambu Nggo`be .Pun seorang Cina berdiam di Ende dan kawin dengan dari keluarga sama ini. Orang Cina itu bernama Maga Rinu ( Sic Bapak Kapitan Nggo`be ).
Dari ceritera ini dapat disimpulkan bahwa Nua Ende dimulaikan oleh Ambu Nggo`be dan bantuan Ambu Roru dari Pulau Ende dan bantuan orang Majapahit serta orang Cina. Pengambil inisiatip dan penanggung jawabannya ialah Ambu Nggo`be sebagai tuan tanah besar.
B.B.C.M. Van suchtelen tentang Ende dan tana Ende.
Tiga dongeng berikut ini lebih terperinci yakni dongeng Dori Woi, Kuraro dan Jari Jawa.
A. Mythos Dori Woi
Atas kebaikan Dori Woi, Sanga Kula menjadi penduduk pertama Pulau Ende. Karena tidak mempunyai anak ia jadikan Raja Redo anak angkat. Redopun tidak mempunyai anak sehingga Ambu Roru dijadikan anak angkatnya. Ambu Roru kawin dengan Puteri Nuru Laila ( Nur Laila) asal daun lontar dan mendapat dua anak wanita, Ambu Mo’do dan Peteri Samasa. Puteri Samasa berangkat ke langit dan menghilang. Tetapi ia turun lagi ke Luwu, lalu kawin dengan seorang putera Luwu. Mereka ini menurunkan raja-raja Luwu di Sulawesi. Ambu Modo kawin ambu nggo’be dari Onewitu. Seorang puera mereka Mosa Pid kawin dengan wanita Sumba kemudian dengan wanita Nggela. Dari perkawinan ini dilahirkan dua puteri Soru dan Toni.
Soru kawin dengan Lesu Bata dari Sikka( teks asli Lika) dan menurunkan raja-raja Sikka. Toni kawin dengan Ambu Jua dari Ambutonda, menurunkan raja-raja Ende. Jelas dari dongeng Dori Woi bahwa ia penurun turunan raja-raja tetapi melalui Ambu Nggo’be. Ambu Nggo’be kawin juga dengan wanita dari Sikka bernama Sodong ( sic Bapak Kapitan Nggo’be). Dari cerita ini dapat dilihat bahwa berbagai orang turut membangun Nua Ende. Tetapi pengambil inisiatip dan penanggung jawabnya adalah tuan tanah yaitu Ambu Nggo’be.

B. Kuraro dan Nua Ende, Tana Ende

Seorang puteri Tonggo hamil dari kerbau putih. Ketika ayahnya mau membunuh kerbau ia halang-halangi karena kerbau putih itu suaminya. Ayah marah dan menolak dia dari gunung ke lembah. Dari peristiwa ini perempuan itu disebut Ambu Kora. Ia lahirkan puteranya Raro. Mereka berpindah ke Pulau Ende lalu tinggal dengan Sugi Mbo, Mosa Pio. Dalam perang dengan Numba mereka bantu Barai lawan Numba. Ketika Numba dan Barai bersatu lagi mereka terpaksa meminta tanah tempat kediaman kepada Embe Nggo’be dari Detu Kou. Tanah yang diberikan dibagi oleh Mosa Pio ialah Kora dan Raro mendapat Kuraro serta Sugi Mbo dan Mosa Pio mendapat yang sisa dimana mereka mendirikan Nua Ende. Pun cerita ini menjelaskan bahwa berbagai orang turut dalam meletakkan dasar bagi Nua Ende tetapi penanggung jawab resmi dan terutama ialah tuan rumah Ambu Nggo’be yang realisasinya memanfaatkan berbagai tenaga sahabat.

KESIMPULAN MYTHOS S. ROOS DAN VAN SUCHTELEN

Dari cerita donggeng-donggeng ternyata peranan Ambu Nggo’be menentukan, karena mempunyai kedudukan sebagai tuan tanah besar. Jadi usaha membangunkan Nua Ende ada suatu usaha menurut rencana Ambu Nggo’be. Dasar Nua Ende ini dalam perkembangannya sejarah meningkat menjadi Kota Ende. Dalam kegiatan membangun Kota Ende, Ambu Nggo’be memanfaatkan berbagai tenaga antara lain Ambu Roru, Sugi Mbo, Mosa Pio, Jari Jawa, Maga Rinu. Dua tenaga akhir adalah tenaga Jawa Majapahit dan tenaga Cina karang kapal. Jadi jawaban mythos terhadap pertanyaan siapa yang mendirikan kota Ende ialah Ambu Ngoo’be, cs Nua Ende di zaman Ambu Nggo’be adalah kota Ende in making.
Cacatan.
  1. S. Roos 1872. Tanah Ende terdiri dari satu negeri besar didataran pesisir. Batas-batasnya : Barat teluk Ende, Timur teluk Ipi, Utara gunung-gunung Ende, Selatan Gunug Meja, Roja, Ia serta Tanjung Ia yang menceraikan teluk Ipi dari teluk Ende.
  2. Nua Ende terletak menyusur pantai. Tak terlihat dari pantai sebab ditutup duri perang (cactus). Jalan-jalannya sempit berduri perang juga. Nua Ende terbagi atas lingkungan – lingkungan :
Ai Wani Sapu – Ai Wani –Ai Wani Tonda- Ndao- Emburima.Wani Wona – Embu Gaga – One Kota.Potu – Aembonga- Pemo.Manubara- Koposawu – Ambu Tonda.Ambu Wona – Ambu Dai – One Witu.Kuraro – Kerimando – Reko.
  • Penduduk Ende itu penduduk campuran dengan orang Sumba, Bima/Sumbawa, Pijo, Makasar. Pengaruh Makasar nampak jelas, pun dalam berpakian pengaruh Makasar itu nampak sekali.
II. Segi Sejarah
Dr. G. P. Rouffare tandaskan : sumber Eropah terbaik untuk mengenal pulau-pulau dikawasan Timur Nusantara ialah Kisah Pelajaran Pigafeta. Ia turut pelayaran mengelilingi dunia 1519 / 1522, dikepalai oleh Fernao de Magalhaes. Setelah gugur 27 April 1521 di Matan dekat Zebu-Filipina, Yuan Sebastian de Elcano mengambil alih pimpinan. Dari lima kapal yang turut hanya satu kapal yang selamat yaitu kapal Victoria. Pencatat peristiwa harian yang tertib dalam pelayaran ialah Pigafeta. Dalam mengusut unsure histories dimanfaatkan buku karangan C. C. E. M. Lerouc, berjudul : De Elcanos tocht door den Timor – archipel met Magalhael ship Victoria. Buku ini diterbitkan di Weltevreden 1928. beberapa fakta yang berhubungan dengan Ende akan digencet dengan teliti.
Kutipan halaman 46 dst.
Judul dari sub bab : pemberitaan Pigafeta mengenai deretan pulau antara Timor dan Jawa. Teks asli berbahasa Spanyol, teks Belanda diterjemahkan Leroux, teks Indonesia oleh Pater Piet Petu.
“ dikatakan kepada kami (demikian Pigafeta) bahwa satu hari pelayaran dari sini ( Timor) dengan mengambil arah barat laut, akan kami temukan satu pulau dimana terhadap kayu manis (canella), dan pulau itu disebut Ende. Penduduknya kafir dan belum mempunyai raja. Disebutkan juga pulau-pulau yang terletak diantara Timor dan Jawa sampai Malaka : Ende, Tana Butun, Creueo, Chile, Bimakore, Aranaran, Mani, Sumbawa, Lomboch, Chorum, Java Major.”
Catatan dibuat ketika kapal Victoria berada di Atapupu (Atafufuz), antara Maubara dan Batu Gade 25 / 26 Januari 1522. Jadi mereka ada dalam pelayaran dari Timor menuju Jawa mengarungi laut Chidul.

NEGARA KERTAGAMA 1357

Sumber ini menceritakan perebutan wilayah oleh Majapahit dikawasan Timur Nusantara untuk mengalahkan Domp. Sumber ini tidak menyebut nama Ende. Tetapi satu sumber lain historis of Java Majapahit ( Vol II edisi 4 London 1817, hal. 121)
Pemberitaan itu dikutip Rafles dari manuskrip Natakoesoema mengenai kawasan Timur Nusantara : Sumenep, Bali.
Di tulis dalam manuskrip itu bahwa Ende adalah jajahan Majapahit direbut oleh Andya Ninggrat atau Ratu Pengging.
Route pelayaran 1357, melalui Larantuka, Solor menuju Laut Sawu mengunjugi pulau-pulau ; Timor, Ende atau FloresSumba, Bima mungkin juga Sabu (dimana terdapat kerajaan Majupai. Hubungkanlah peristiwa ini dengan myhthos Jari Jawa di Ende). Ceritera expedisi Majapahit disebut dalam Mythos yang dapat mempunyai dasar histories sehingga merupakan fakta-fakta yang didonggengkan. Atas dasar ini Natakoesoema menyebut Ende itu jajahan Majapahit sehingga dimanfaatkan Raflles dalam menyusun bukunya The history of Java.
Mendahului penerbitan buku, History of Java 1872, Pigafeta duluan menyebut Ende sebagai pulau penghasil kayu manis : 25/26 Januari 1522.
“ Arah Barat Barat Laut terdapat kayu manis dipegunungan (pemisah) yang memanjang diseluruh pulau, terutama Ende Utara dan Manggarai. Kayu manis itu adalah produk biasa disana”.
Dengan nama “ pulau kayu manis “ Pigafeta maksud di Pulau Besar bukan Pulau Ende kecil itu. Berdasarkan alasan bahwa pulau besar ini oleh Pigafeta disebut Ende, maka harus ada dasar yang benar ialah Nua Ende atau Tana Ende sudah ada mendahului pemberitaan Pigafeta.
Pada catatan kaki 2 terdapat kutipan C. C. F. M. Leroux dari buku P. A. van Tiele 1886 berjudul : Timbulnya kekuasaan Belanda di Hindia Timur. Halaman 19. Van Tiele mengutipnya dari surat Apollonius Scotte, tentang perebutan pulau Solor 1613.
“ Dari penduduk yang masuk kekuasaan kita (VOC) termasuk juga YNDE( Ende ) dan Galliau (kayian).”
Dikutip juga oleh van Tiele Mai 1614 bahwa tempat-tempat berdagang yang bertetangga dengan Solor di selatan ialah : Inde (Ende) Cicka (Sikka) dan Bajou (Bajo = Maumere ) dan Galliou ( Kayian) di utara.
Unsur Hindu Jawa di Ende 1357 (?) (kutipan halaman 41)
Pengaruh Majapahit disiratkan dalam donggeng yang tak jelas. Jari Jawa sudah datang dari Jawa mengendarai seekor ikan paus (ngambu). Ia menjadi raja I di Ende. Berita ini harus digencet dengan teliti dan kritis. Alasannya ialah karena pemberitaan Pigafeta tanggal 25/26 Januari 1522 mengatakan belum ada raja. Jadi ceritera Jari Jawa sebagai Raja I di Ende itu adalah ceritera belakangan, yakni sesudah 25/26 Januari 1522.
Dongeng yang dibawakan di Wolomari Ende Utara mengatakan, penduduk pertama Ende berasal dari Majapahit (lelaki, wanita, anak-anak). Ceritera ini harus diartikan dengan kritis karena tidak ada tanda-tanda transmigrasi penduduk Majapahit ke Ende. Ceritera yang historis mengatakan bahwa terjadi ekspedisi militer tahun 1357.
Unsur Cina di Ende
Ceritera seorang Cina yang menderita karam kapal dan diselamatkan di Ende dan kemudian menetap dan kawin disana (sie Roos) perlu diteliti dengan hati-hati. Nama orang Cina itu (sie Bapak Kapitan Nggo’be) ialah Maga Rinu.
Turunannya mungkin ada di Ambugaga.
Tetapi menurut sejarah sumber Tionghoa membicarakan hanya pulau Timor sebagai pulau penghasil kayu cendana yang digemari.
Dalam abad ke X pulau Timor belum dikenal dalam pemberitaan tua Cina. Waktu itu kayu cendana disebut santulum sebagai produk Pulau Jawa. Dikatakan juga bahwa produk ini hampir punah karena terlampau banyak digunakan untuk membuat ukiran-ukiran kayu dan untuk hulu keris. Pemberitaan lebih kemudian dari Tiongkok tahun1300 menyebutkan Pulau Timor itu Ti-wu. Pemberitaan oleh Chau Ju Kua dalam karangannya bernama Chu-fauchi membahas tetang kayu cendana di Timor, bahwa pulau ini takluk kepada kepada Jawa yang disebut cho-p’o.
Tentang pulau Borneo dikatakan terletak dekat Ti-mon (Ti-mor ) dan pulau Borneo mereka sebut Po-ni.
Tetapi berita tua dari Cina tentang Ende tidak ditemukan dalam sumber-sumber tua misalnya Pigafeta.
BEBERAPA PERTANYAAN
  • Benarkah Ambu Nggo’be tuan tanah besar ? Manakah bukti-buktinya ?
  • Benarkah Ambu Roru membeli tanah dari ambu Nggo’be ?
Siapa mewarisi gading dan rantai mas harga tanah itu ?
  • Benarkah ada hubungan keluarga antara raja-raja Ende dengan raja-raja Sikka dan raja-raja Luwu di Sulawesi
  • Benarkah sejak ambu Roru mulai ada pengaruh Islam ?
Apa arti nama isteri Ambu Roru puteri Nuru Laila ?
  • Dapatkah Saudara benarkah pendapat bahwa Ambu Nggo’be itu pendasar Nua Ende yang kini meningkat menjadi kota Ende
  • Benarkah Ambu Nggo’be kawin dengan Ambu Modo dari Pulau Ende dan dengan Sodong dari Sikka.
  • Dapatkah Saudara benarkan, turunan Jari Jawa masih ada di Ende ?
  • Benarkah dari awal timbul Nua Ende ada unsur Cina yang turut membangunnya ?
  • Dapatkah Saudara benarkan bahwa kerajaan Ende itu enklave dalam kerajaan Sikka ? Pendapat siapa Saudara anut ?
  • Dari mana wanita Ende belajar seni tenun dan seni ikat ?
  • Adakah terdapat jenis sarung (lawo) yang asli di Ende, dan sebutkanlah beberapa nama.
  • Adakah terdapat sarung Ende yang disebut lawo sinde sesuai dengan peribahasa sita solo sinde sibolo
  • Keluarga mana di Ende masih mempunyai kain Tjinde yang orsinil ?
  • Dari mana menurut Saudara asal nama Ende itu ?
  • Adakah cara berpakaian dan berhias orang Ende itu cara Makasar atau cara asli ?
  • Nama nenek moyang mana disebutkan kalau petani melakukan upacara todo dan paki tana ?
  • Nama siapa disebut kalau nelayan mengayunkan jala untuk menangkap ikan.
  • Benarkah orang Roja itu turunan Roma ? manakah alasan sejarah yang membenarkan pendapat ini ?
  • Bagaimana hubungan antara orang Roja dan Orang Kua (Palue)?
  • Benarkah Nua Ende mula-mula disebut Nua Roja ?
  • Mengapa sampai disebut Nua Ende, Tana Ende ? Siapa yang menggalangnya ?
  • Dapatkah Saudara benarkan pendapat ini bahwa sejak Nua Ende didirikan atas inisiatif Ambu nggo’be, sudah terdapat Kota Ende in making ?
  • Adakah cukup alasan menjadikan tahun 1357 tahun sejarah bagi Nua Ende, Tana Ende, Kota Ende ?
  • Saudara yakin ada alasan menerima tahun 1522 tanggal 25 / 26 Januari sebagai tahun kelahiran bagi Ende ?
  • Dapatkah Saudara benarkan bahwa pertemuan Ambu Nggo’be dan Jari Jawa itu menjadi alasan untuk menyimpulkan bahwa sejak tahun 1357 Ende masuk jajahan Majapahit ?
  • Adakah Saudara giat mencari data-data guna memberikan jawaban atas pertanyaan : oleh siapa dan kapan Kota Ende dimulaikan ?
Ende, 15 Nopember 1974
Penyusun ,
( Pater Piet Petu, SVD )

Arti Logo

http://www.depdagri.go.id/media/logo/daerah/Lg-ende.jpg
Lambang Daerah Tingkat II Ende berbentuk perisai bersisi lima yang mengandung arti sebagai berikut :
  1. Perisai melambangkan alat perlindungan rakyat;
  2. Sisi lima melambangkan Pancasila sebagai dasar negara.
Warna dan Isi Lambang 
Warna lambang terdiri dari warna merah, kuning, hitam, dan biru yang diambil dari warna kain tenun rakyat Ende-Lio yang mencerminkan ciri khas kebudayaan rakyat Daerah Tingkat II Ende yang mempunyai arti sebagai berikut :
  1. Merah melambangkan keberanian;
  2. Kuning melambangkan keagungan, kekayaan dan kemuliaan;
  3. Hitam melambangkan siap demi cita-cita yang luhur serta teguh dan abadi;
  4. Biru melambangkan kerukunan, kesetiaan di dalam kekeluargaan.
Arti Gambar dalam Lambang  
Lambang Daerah Tingkat II Ende berisi :
  1. Lukisan bintang yang berwarna kuning keemasan yang melambangkan keagungan dan kemuliaan Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta, yang memberi hidup dan menyinari kehidupan manusia pada umumnya, khususnya rakyat Daerah Tingkat II Ende;
  2. Di bawah lukisan bintang tertulis dengan huruf latin "DAERAH TINGKAT II ENDE";
  3. Rantai yang melingkari lukisan danau Kelimutu melambangkan ikatan kerukunan dan kekeluargaan yang hidup dikalangan rakyat Daerah Tingkat II Ende;
  4. Danau Kelimutu adalah satu-satunya keindahan alam di Dunia yang hanya terdapat di Daerah Tingkat II Ende, melambangkan keagungan, kemegahan, dan ketenangan hidup rakyatnya dengan tabah dan penuh semangat membangun daerahnya sepanjang masa;
  5. Lukisan padi dan kapas yang terdapat di bawah lukisan danau Kelimutu mengandung arti tujuan kesejahteraan material dan spiritual rakyat Daerah Tingakat II Ende. 14 butir padi dan 12 buah kapas melambangkan 14 Desember, tanggal dan bulan berdirinya Daerah Tingkat II Ende, sedangkan angka 1958 yang terletak di bawah lukisan pohon beringin melambangkan tahun berdirinya Daerah Tingkat II Ende.
  6. Lukisan pohon beringin yang terletak di bawah lukisan padi dan kapas melambangkan persatuan dan kesatuan.
  7. Empat corak garis yang melintang sebagai dari lukisan waran dasar lambang ini, yang memberi perisai atau lima bagian, melambangkan rencana pembangunan lima tahun yang terus menerus untuk mencapai cita-cita bangsa seperti yang termaktub dalam sila ke lima dari Pancasial.


Nilai Budaya

DANAU TIGA WARNA-KEAJAIBAN DUNIA-DI PULAU FLORES
Lokasi obyek : Kecamatan Kelimutu-Desa Woloara
B U M I Kabupaten Ende yang berbukit-bukit menyimpan keindahan luar biasa. Di sanalah, di puncak Gunung Kelimutu, di kawasan Taman Nasional Kelimutu, terdapat Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna. Bahkan, danau ini oleh dunia disebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia. Sebuah penghargaan yang membanggakan.Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.
Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Koservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.
Gunung Kelimutu adalah Gunung yang memiliki tinggi 1.640 meter di atas permukaan laut (dapl), memiliki tiga buah kepundan di puncaknya yang disebut Danau Kelimutu.
Ketiga danau Kelimutu ini memiliki warna air yang berbeda-beda dan berubah tiap saat. Dari warna merah menjadi hijau tua kemudian merah hati. Kadang menjadi warna cokelat kehitaman dan biru.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Gunung Kelimutu meletus terakhir pada 1886 dan meninggalkan tiga kawah berbentuk danau yang airnya berwarna merah (tiwu ata polo), biru (tiwu ko'o fai nuwa muri), dan putih (tiwu ata bupu). Ketiga warna ini mulai berubah sejak 1969 saat meletusnya Gunung Iya di Ende, dan perubahan warna itu pernah serupa.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, danau dengan air warna merah merupakan tempat berkumpulnya para arwah dari berbagai belahan bumi. Danau dengan air merah adalah tempat berkumpulnya arwah orang jahat, danau biru untuk para pemuda-pemudi, dan danau putih untuk orang tua.
"Para arwah akan bermukim di ketiga danau itu sesuai status sosialnya," pengakuan salah seorang staf Dinas Pariwisata Kab.Ende yakni Djafar Sidiq yang tahu persis tentang Kelimutu.

Dalam perjalanan menuju Kelimutu, pengunjung bisa menikmati pemandangan flora dan fauna yang jarang dijumpai di tempat lain seperti cemara gunung, kayu merah, edelweis, landak, babi hutan, tikus besar, dan burung gerugiwa.
Pemandangan menakjubkan juga dapat Anda lihat seperti kegiatan solfatara yang terus mengepulkan uap dan dinding kawah yang berwarna kuning. Bila melemparkan pandangan ke bagian timur saat mencapai puncak danau berwarna merah, sebuah bukit terlihat menjulang berbentuk bundar. Itulah Buu Ria, lokasi paling tinggi di Gunung Kelimutu.
Menurut Djafar Sidiq, waktu kunjungan terbaik ke Danau Kelimutu adalah pada Bulan Juli sampai September karena pada bulan-bulan itu, puncak kawah cerah pada pagi hari.